Arsip:

Technology

Chernobyl Disaster

Foto Reaktor 4 PLTN Chernobyl yang telah hancur (Foto milik Associated Press)

The Hidden History of Chernobyl

Terdapat ironi dibalik kecelakaan yang terjadi di Chernobyl karena terjadi ketika dilakukan safety test. Tes tersebut dilakukan pada 26 April 1986 dini hari. Masyarakat sekitar memiliki permintaan listrik yang rendah pada dini hari, pengawas instalasi percaya diri bahwa tiga reaktor nuklir Chernobyl lainnya dapat menangani semua kebutuhan listrik saat itu. Pada tengah malam, pekerja shift baru di bawah mandor mereka, Alexander Akimov, memasuki ruang kontrol di reaktor empat. Selain mereka terdapat pula Leonid Toptunov seorang insinyur kontrol reaktor senior dan Alexander Yuvchenko seorang insinyur mesin senior.

Meskipun beberapa dari mereka telah bekerja selama beberapa tahun di pembangkit tersebut tetapi hanya sedikit yang terbiasa dengan prosedur keadaan darurat yang diperlukan ketika reaktor diluar kendali. Tidak pernah ada latihan kedaruratan yang diadakan untuk para pekerja bahkan walaupun hanya latihan pemadaman kebakaran. Mereka percaya bahwa industri nuklir negara itu “bebas kecelakaan”, karena pada dua bulan sebelumnya, seorang pejabat kementerian tenaga listrik telah menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa kemungkinan kecelakaan nuklir terjadi adalah “satu dalam 10.000 tahun”. 

Ilustrasi diagram proses pembangkitan pada reaktor RBMK (W. Scott Ingram, The Chernobyl Nuclear Disaster.)

Selama hampir 90 menit, para insinyur mengikuti prosedur untuk mengurangi energi yang dihasilkan oleh reaktor untuk mencapai jumlah yang dibutuhkan untuk melakukan tes. Ketika persetujuan telah diberikan, turbin akan diputus dari reaktor. Insinyur yang ditempatkan di turbin akan mengukur seberapa lama turbin tersebut akan terus berputar. 

Tanpa sepengetahuan dari operator pembangkit, sistem peringatan darurat telah dimatikan sementara. Sistem peringatan darurat dimatikan dengan tujuan untuk mencegah kesalahan respon sistem terhadap tes yang dilakukan. Kesalahan tersebut terjadi karena sistem menganggap tes yang dilakukan adalah sebuah kecelakaan. Apabila terjadi kesalahan respon tersebut akan menyebabkan reaktor menjadi banjir. Tetapi mematikan sistem peringatan akan menonaktifkan pompa yang bertugas mengalirkan air ke sistem pendingin reaktor. 

Tak lama setelah tengah malam, ketinggian air di sistem pendingin mengalami penurunan drastis menjadi kurang dari 1 persen dari kapasitasnya. Hal ini menyebabkan panas berlebih pada reaktor. Tepat sebelum turbin terputus, sekitar pukul 01:20, Toptunov melihat bahwa tingkat energi dalam reaktor tiba-tiba meningkat. Dia memperingatkan Akimov yang segera bergerak untuk menutup reaktor sepenuhnya dengan memasukkan kembali batang kendali untuk menghentikan proses fisi. Tetapi sudah terlambat. Bahkan ketika batang kontrol diturunkan, suhunya tiba-tiba melonjak hingga hampir 5.000°F (2.760°C) atau setara dengan 100 kali lipat dari suhu normal dan dua kali suhu yang diperlukan untuk melelehkan baja.Tekanan pada pipa sistem air pendingin tiba-tiba meningkat menjadi lebih dari 100 kali lipat dari tingkat aman. Pada pukul 01:23, tekanan ekstrim tersebut meledakkan pipa pada sistem pendingin. Ledakan itu diikuti oleh ledakan lain yang menghancurkan silinder di sekitar inti dan mengoyak 1.000 ton atap dari gedung reaktor. Dinding bergetar, lampu berkedip, dan debu bubuk memenuhi ruangan. Dalam hitungan detik, berton-ton debu radioaktif dan puing-puing melesat ke atmosfer. Potongan besar inti grafit melesat keluar dari lubang dan mulai terbakar segera setelah terkena udara. Gumpalan-gumpalan logam seperti timah yang bercahaya dan sangat radioaktif menghujani tanah di pembangkit listrik sehingga memicu lebih dari 20 kebakaran. Udara luar yang mengalir masuk ke dalam gedung menyulut inti grafit yang tersisa. Dua ledakan tersebut telah menghancurkan reaktor empat. Pelepasan radioaktivitas terburuk yang pernah ada dari pembangkit nuklir baru saja terjadi.

Foto sebuah klinik di Syekovo, Ukraina, tidak jauh dari kota Chernobyl. Banyak anak-anak di wilayah ini menderita masalah usus dan penyakit lainnya akibat paparan radiasi dari kecelakaan nuklir tahun 1986. (Foto milik Associated Press)

Fakta – Fakta Kunci

  • Kecelakaan PLTN Chernobyl adalah kecelakaan terbesar dalam sejarah industri nuklir komersial di dunia yang terjadi pada tanggal 26 April  1986 di Ukraina (sebuah republik bekas Uni Soviet).
  • Reaktor yang digunakan adalah reaktor dengan desain RBMK (Reactor Bolsho Moshchnosty) yang berarti “reaktor saluran daya tinggi” dengan menggunakan kombinasi unik yaitu menggunakan grafit moderator dan pendingin air. Reaktor ini hanya dibuat oleh Uni Soviet karena karakter reaktor ini ditolak oleh semua negara di luar Uni Soviet, karena ketidakstabilannya terutama pada startup dan shutdown.
  • Kecelakaan yang terjadi adalah produk dari kecacatan desain dan human error. Ketika Operator melakukan tindakan di luar prosedur pabrik dengan menjalankan pabrik pada daya yang sangat rendah, tanpa tindakan pencegahan keselamatan yang memadai dan tidak adanya koordinasi dengan personel keselamatan.
  • Reaktor sangat tidak stabil pada daya rendah, karena desain batang kendali dan koefisient void positif. Faktor – faktor itu dapat mempercepat reaksi berantai nuklir dan output daya  jika reaktor kehilangan air pendingin. 
  • Pembangkit Chernobyl tidak memiliki struktur benteng pelindung yang umumnya ada pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Hal ini menyebabkan bahan radioaktif lolos tersebar ke lingkungan.
  • Ilmuan Soviet melaporkan bahwa reaktor chernobyl ke 4 mengandung sekitar 190 metrik ton bahan bakar uranium dan produk fisi. Diperkirakan 13- 30 persen dari itu lolos ke atmosfir.
  • Pada tahun 2018, the United Nation Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) melaporkan bahwa kecelakaan itu menyebabkan hampir 20.000 kasus kanker tiroid pada individu yang berusia di bawah 18 tahun pada saat kecelakaan. Negara -negara yang terkena dampak diantaranya adalah Belarus, Ukraina, dan federasi Rusia. Hal ini di sebabkan karena tersebarnya bahan radioaktif yang mengendap di padang rumput dimakan oleh sapi yang dikonsumsi susunya oleh anak-anak.
  • Setelah kecelakaan itu reaktor-reaktor chernobyl lumpuh dan akhirnya ditutup.

 

Dirangkum Dari:

W. Scott Ingram, The Chernobyl Nuclear Disaster. New York: Facts On File, Inc., 2005.

Apa itu Instrumentasi?

Instrumentasi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan pengukuran dan pengendalian (kontrol) variabel proses untuk mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhan dalam cakupan dan bidangnya (produksi, manufaktur, dsb). Variabel proses yang dimaksud: level, tekanan, temperatur, flow rate, humiditas, pH, komposisi, dan lainnya. Variabel proses tersebut adalah objek yang dimanipulasi atau direkayasa untuk memanipulasi variabel proses lainnya. Hal tersebut disebut dengan pengendalian atau kontrol.

Pada praktiknya, instrumentasi dan kontrol sangat berkaitan satu sama lain. Suatu sistem kontrol yang bersifat manual membutuhkan banyak tenaga dan cenderung tidak stabil, sehingga sistem tersebut tidak cukup efektif, efisien, dan reliable. Instrumentasi melengkapi hal tersebut dengan mengintegrasikan pengukuran, monitoring, dan pengendalian (secara kolektif atau paralel), sehingga terbentuklah sistem instrumentasi dan kontrol yang umumnya diterapkan secara otomatis (yang dalam penerapannya disebut otomasi).

Otomasi (Automation) adalah penerapan sistem dengan konsep otomatis terhadap suatu ruang lingkup. Sistem tersebut terdiri atas sensor, kontroler, dan aktuator. Sensor adalah alat untuk mengindera (sensing) fenomena fisis (variabel proses) dan mengonversinya menjadi nilai yang diskret (nilai masukan untuk kontroler). Kontroler pada dasarnya adalah alat yang didesain untuk melakukan komputasi matematika: menghitung nilai masukan dan menghasilkan nilai keluaran. Dan, aktuator adalah alat untuk melakukan aksi berdasarkan nilai yang diberikan padanya (nilai keluaran dari kontroler).

Berdasarkan pendefinisian tersebut, singkatnya, variabel proses disensor dan menghasilkan nilai masukan untuk kontroler, dan kontroler akan menghitung dan memberikan nilai keluaran untuk aktuator. Aktuator yang melakukan aksi akan mempengaruhi variabel proses, sehingga nilai masukan untuk kontroler (yang disensor) akan berubah. Proses tersebut terjadi secara berulang sampai tercapai kesesuaian dengan tujuan sistem. Hal ini pada dasarnya disebut dengan feedback.

Diagram Blok Feedback Control

Sistem instrumentasi dan kontrol mempunyai cakupan yang luas. Dalam kehidupan sehari-hari, sebetulnya secara tidak sadar terdapat peralatan di sekitar kita yang menerapkan sistem intrumentasi dan kontrol (terlepas sistem yang analog atau diskret): rice cooker, mesin cuci, AC, water heater, dan lain-lain. Pernahkah kamu memikirkan bagaimana prinsip kerja alat-alat tersebut? Dan bagaimana pula alat-alat tersebut dapat bekerja dengan baik? Cobalah untuk membahasnya dengan pengetahuan kamu tentang instrumentasi.


Oleh:
Tiar Candra W.
Teknik Fisika 2016